Rabu, 09 Januari 2013

Apa yang anda bayangkan pertama kali saat melihat matahari terbit di awal tahun 2013, harapan..keinginan..atau melihat sesuatu yang baru.,..melupakan kenangan lama..
yakinkan  hati anda saat melangkah...
anda bisa
bisa
dan pasti bisa
karena Allah bersama Anda

Selasa, 04 Oktober 2011

oh ibu....
begitu banyak pengorbananmu...
tak mungkin setes keringat mu mampu aku balas..
oh ibu....
terima kasih atas kasih sayangmu
yang selalu mengikuti dari setiap detik dari usiaku
yang mengikuti dari setiap senti tinggi tubuhku

Minggu, 05 Desember 2010

Kenangan SMA

http://www.beritacerbon.com/berita/2008-11/sman-mandirancan-ingin-membuat-kolam-ikan
1 Nov 2008 08:35 - Ajun
SMAN Mandirancan Ingin Membuat Kolam Ikan

KUNINGAN : Ingin hati memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai. Pribahasa itu mungkin tepat bila ditujukan kepada siswa-siswa di SMAN Mandirancan, Kabupaten Kuningan, yang sekarang ini memiliki keinginan membuat  kolam ikan di lingkungan sekolah tersebut.

"Kami ingin membuat kolam ikan, karena potensi air di sini cukup melimpah tapi sampai saat ini belum bisa terwujud karena tidak punya lahan yang memadai," kata Dedi Suardi, Kepala SMAN Mandirancan, Jumat (31/10).

SMAN Mandirancan, termasuk sekolah yang berbudaya lingkungan khususnya di Kabupaten Kuningan. Sekolah yang terletak di Jalan Raya Mandirancan ini sudah tiga kali berturut turut (2006-2008), mendapat penghargaan dari  Menteri Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan Nasional sebagai Model Sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional.

Untuk mepertahankan budaya lingkungan itu, sekolah ini terus berupaya untuk menata lingkungan termasuk ingin menerapkan budidaya ikan dengan memanfaatkan potensi air yang ada.

"Kami sudah melakukan pembicaraan dengan pemerintah desa Mandirancan untuk menyewa lahan dekat sekolah,  tapi tidak mugkin karena lahan sawah itu merupakan lahan bengkok yang belum ada penggantinya," jelas Dedi. (BC-99)

Kamis, 04 November 2010

oase iman

 www.eramuslim.com

Seperti Memegang Bara Api

Kamis, 04/11/2010 07:30 WIB | email | print | share
Oleh Ahmad Syukri
 
Hatiku galau.
Ragu melihat keadaanku saat ini. Begitu mudahnya hati ini lalai mengingat tuhannya. Tangisan-tangisan di kesunyian malam ketika bermunajat kepada Allah seolah sia-sia disebabkan maksiat yang kembali terulang keesokan harinya. Rasa malas ketika hendak menjalankan ibadah merupakan bukti bahwa di hati ini sedang bersarang penyakit serius.
Shalat, tilawah Qur'an, juga puasa yang aku kerjakan seolah tidak memberi bekas sama sekali. Keadaan hati ini tetap begitu-begitu saja. Sebegitu sulitkah istiqamah?. Aku mulai kehilangan kepercayaan diri. Sepertinya mustahil menjadi hamba Allah yang sejati. Rasanya, semakin jauh saja diri ini dari surga yang dijanjikan Allah.
Meskipun demikian, aku juga tetap sadar untuk tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah. Bukankah Allah sudah menyatakan bahwa tidak akan berputus asa dari rahmat-Nya kecuali orang-orang kafir.
Sambil tertunduk, temanku mengakhiri curhatan hatinya. Cerita yang aku terjemahkan dengan bahasaku. Jeritan hati seorang mukmin yang sebenarnya rindu menjadi hamba Allah yang bertakwa. Rindu kepada kedamaian dan ketentraman pengabdian. Juga rindu untuk berhenti menzhalimi diri dan segera melesat meraih kehidupan mulia.
Aku hanya terdiam, bingung. Kegalauan hati yang dirasakan oleh sahabatku itu juga tidak jauh berbeda dengan yang aku rasakan. Dan mungkin, anda juga merasakan hal yang sama.
Mungkinkah ini zaman yang dijanjikan oleh Rasulullah SAW? Ketika seseorang yang memegang agamanya diibaratkan seperti memegang bara api. Bara api yang menyala, panas membakar tangan-tangan orang yang berusaha memegangnya. Kemaksiatan menjadi hal biasa. Agama menjadi sesuatu yang asing. Orang shalih dianggap manusia aneh.
Zaman ketika orang beriman di waktu pagi kemudian kufur di sore harinya. Akan tetapi, bagi orang yang mampu memegang teguh agama di zaman ini sampai akhir hayatnya ganjarannya setara dengan pahala lima puluh orang. Para sahabat bertanya kepada Rasulullah: "Lima puluh orang dari kalangan kami (para sahabat) atau dari kalangan mereka wahai Rasul?" Rasul menjawab: "dari kalangan kalian".
Coba bayangkan!
Setara dengan lima puluh orang sahabat yang hidup di zaman Rasulullah SAW?
Lantas, bagaimana cara menjinakkan bara api yang membakar itu? Sehingga dapat mencapai derajat tinggi yang dijanjikan oleh Rasulullah. Segera aku menuju "warnet" terdekat. Sebuah "email" berisikan pertanyaan ini kukirimkan kepada salah seorang guruku yang sedang belajar di tanah haram Mekah. Dua hari setelahnya jawaban darinya kuterima.
"Semua yang kamu sebutkan itu benar adanya. Sehingga di akhir zaman ini, sangat sedikit orang yang memegang teguh agama. Bukan karena agama itu tidak baik, tapi memang manusia sudah tidak memahami lagi kepentingan hadirnya agama ditengah-tengah kehidupan. Karena agama mengajarkan kekudusan, kesucian, dan keramahan, serta kesetiaan. Sedangkan manusia pada akhir zaman tidak mementingkan hal-hal yang demikian. Manusia mementingkan segala yang bersifat cepat, enak, santai, dan menyenangkan. Abdullah bin Abbas sendiri punenggan tinggal di dekat Masjidil Haram, karena sudah sangat hebatnya maksiat.
Ada lima cara untuk tetap istiqomah: itulah yang disebut obat hati (tombo ati): tahajjud, baca quran, bersahabat dengan orang soleh, puasa, dan zikir di keheningan. Kelimanya ini adalah pesan dari Abdullah al-Antokiyyah, sedangkan Hatim al-Ashom mengajarkan bahwa dia bisa istiqamah karena meyakini rezekinya tidak akan pindah ke orang lain dan rezeki orang lain tidak akan pindah kepadanya.
Tuhan melihatnya sehingga dia malu melawan hukum Tuhan, mati pasti mendatanginya oleh karena itu dia mempersiapkan diri menyongsong kematian. Kalau kedua cara ini bisa kamu terapkan insya Allah godaan dunia yang semakin sangat mengerikan ini dapat kamu hindari dan hindarkan.
Memanglah demikian keadaan akhir zaman.
Ingat Syukri!!! kenikmatan dunia, senikmat apapun itu tetap tiada harganya dibandingkan kenikmatan akhirat. Tapi jangan lari dari kehidupan dunia. Tetaplah berbuat suatu kebaikan untuk seluruh manusia di tengah kesulitan ini. Dari balik tumpukan sampah tidak mustahil tumbuh bunga.
Ingat!!! di dalam lumpur sekalipun mutiara tetaplah mutiara. Siapa saja yang memegang teguh agama di akhir zaman ini kata Rasul, mendapat pahala seakan-akan 100 orang mati syahid.
Saya paham kesulitan yang kamu hadapi. bahkan hingga kini kesulitan itu masih tetap saya hadapi. Hidup adalah pilihan. setiap kita bertanggung jawab atas pilihan yang kita lakukan.
Ok Syukri.
Semoga allah membantu kamu dan saya dalam mengarungi hidup yang semakin panas ini"
Tidak hanya itu. Pertanyaan tersebut juga aku lontarkan kepada seorang mahasiswa yang berasal dari Libanon. Teman satu asrama. Saat ini ia sedang mendalami ilmu hadits di Universitas Al Azhar. Jawabannya membuatku puas.
Ia mengatakan lama kelamaan bara api itu akan padam ketika kita menggenggamnya dengan kuat dan tidak segera melepasnya. Perih memang. Tapi keperihan itu hanya sementara. Saat bara api itu padam semuanya akan mudah. Dan ganjaran yang setara dengan lima puluh orang sahabat tidak mustahil kita raih.
Masalah kita selama ini adalah kebohongan yang kita pelihara dan telah mengakar di sanubari kita. Kebohongan terhadap diri sendirilah yang menyebabkan kita sering gagal. Kejujuranlah kunci utama yang membuat kita melesat meraih kemuliaan di sisi Allah. Jujur bahwa kita hanya hamba yang lemah, hina, tidak mampu berbuat banyak. Hanya petunjuk, bimbingan, anugerah serta kehendak Allah sajalah yang menjadikan kita memperoleh segalanya.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas'ud, Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya kejujuran itu menuntun kepada kebaikan, dan kebaikan menuntun kepada surga. Dan sesungguhnya seseorang benar-benar berkata jujur sehingga dia ditulis di sisi Allah sebagai seorang yang jujur.
Sedangkan kebohongan menuntun kepada keburukan dan keburukan menuntun kepada neraka. Dan sesungguhnya seseorang benar-benar berkata dusta sehingga dia ditulis di sisi Allah sebagai seorang pembohong."

Madinatul Buuts Islamiyah
Kairo, 2 November 2010


Minggu, 29 Agustus 2010

Kekuatan Iman di Bulan Ramadhan

www.eramuslim.com

Muslim Denmark Harus Jalani Puasa 18 Jam Sehari

Senin, 30/08/2010 12:37 WIB | email | print | share
Meskipun tidak ada masjid resmi di Denmark; kaum muslimin di sana berusaha untuk tetap menciptakan suasana Ramadhan, di mana beberapa pusat kebudayaan Islam tradisional dan kapel menyiapkan acara berbuka puasa setiap hari Sabtu alam suasana persaudaraan dan kemurahan hati.
Di Denmark, umat Muslim yang tinggal di sana tidak lebih dari 170 ribu orang, mereka harus mengalami situasi dan kondisi yang berbeda di bandingkan negara-negara Muslim l pada bulan Ramadhan, selama bulan puasa, muslim Denmark harus menahan lapar dan haus sampai lebih dari 18 jam sehari.
Menurut Mohammed Al-Alawi dari Pusat untuk Wakaf Islam di Kopenhagen: "Kami harus melalui jam panjang puasa dalam berpuasa di bulan yang diberkati ini, tapi kami percaya dengan kesulitan ini insya Allah akan terbayar dengan janji Allah," menurut kantor berita Yordania.
Ada perbedaan yang signifikan dalam jumlah jam puasa di Denmark antara musim dingin (berkisar hanya 7 jam) dan musim panas bisa mencapai periode puasa sampai 22 jam.
Meskipun tingginya jumlah jam puasa di musim panas, tetapi bulan suci Ramadhan bagi Muslim Denmark menjadi ajang untuk meningkatkan keimanan dan menjadi sarana pendidikan bagi kekuatan iman dan seruan spiritual untuk mempertahankan identitas yang jelas tentang adanya ancaman Islam, yang keluarga Muslim Denmark harus dipertahankan, khususnya bagi generasi baru, yang lahir di Denmark.
Keluarga muslim di Denmark menjadikan bulan suci Ramadhan dengan memanfaatkan untuk membentuk suasana keimanan sebagai sarana mengimbangi beberapa kelemahan dan kekurangan yang mempengaruhi anggota keluarga, dari lingkungan sekitar mereka dan menjalin persatuan Islam dengan sesama muslim mereka di dunia.
Muslim di Denmark telah berhasil memberikan suasana lain di Ramadhan, meskipun mereka sendiri tinggal di negara non-muslim yang sekuler.(fq/imo)

Pengelolaan Laboratorium sains

pengelolaan laboratorium meliputi:
1. Tata ruang Lab
2.Administrasi
3. pengelompokan alat dan bahan
4. penyimpanan Alat dan bahan
5.Perawatan Alat
6.Pelayanan Kepada pengguna
7. pengembangan program kerja
8.Pengadaan Alat dan Bahan

1. Tata ruang Laboratorium
tataruang laboratorium meliputi,
a. mengukur luas dan suhu  labotratorium
ukuran standar laboratorium yang di hitung berdasarkan jumlah sisiwa 1 kelasmengukur suhu, suhu dan mengatur ke stabilan suhu ruangan agar tidak terlalu dingin atau terlalu panas,
b. Tata letak
mengatur tata letak lemari alat, meja praktikan, kursi yang di sesuaikan dengan jumlah kelompok belajar pada masing-masing kelas, meja demontrasi,
c. Pencahayaan
mengatur tata cahaya dalam ruangan laboratorium sains, sesuai keguanaan, seperti pada praktikum menggunakan mikroskop pencahayaan harus lebih optimal, sedangkan pada praktikum lensa kita membutuhkan ruangan yang gelap, untuk mengatur pencahayaan kita bisa menggunakan tirai, atau membuat ruang khusus atau yang bisa di sebut dengan ruang Gelap
d. ketersediaan air
kita bisa memisahkan ruangan praktikum yaitu laboratorium basah yang kebtuhan airnya mencukupi dan laboratorium Kering yang khusus di gunakan untuk praktikum yang tidak menggunakan air, di laboratorium kering air hanya di adakan untuk mencukupi untuk cuci tangan siswa
e. sikulasi udara
untuk sirkulasi udara kita bisa menggunakan jendela, atau alat elektronik, yang digunakan sesuai kebutuhan
2. Administrasi
administrasi meliputi pencatatan Inventaris, dafatar pengguna, surat-menyurat, pembuatan buku panduan untuk siswa, catatan ke uangan, dan berkas/ dokumen dan penyimpanannnya
3. Pengelompokan Alat dan Bahan
Pengelompokan Alat dan bahan meliputi
Pengelompokan Alat
a. bahan dasar sebuah alat => Kaca, besi, baja.......dll
b.spesifikasi alat  =>250ml, 100ml
c.tahun produksi Alat
d. kegunaan alat => alat ukur,magnet, listrik
adapun pengelompokan bahan meliputi
a. sesuai jenis bahan
b. sesuai dengan kegunaan bahan
c.kadar kandungan bahan
d. efeksamping pada tubuh atau organ manusia
entar sambung lagi yee....

Senin, 23 Agustus 2010

penyesalan di saat senja


lembayung senja menyebarkan warna
menoarehkan cahaya di bawah awan
sang suarya terbenam tanpa pesan
seakan bosan menyaksikan aku

aku tertunduk
diantara bebatuan yang berdiam
tanpa memberiku pesan
seakan bosan memikul aku

burung terbang di atas kepalaku
tanpa bersuara....
tanpa berisik...tanpa memberiku pesan
seakan bosan memberikan suara ketelingaku

aku ingin....
saat menjelang senja ini, aku jadi contoh  anak-anaku
di kelilingi keluargaku  yang merasa bangga
aku ingin..
saat menjelang senja ini, telah kuaraih dunia ku sambut akhirat
dikelilingi keluargaku yang penuh senyum tertawa bahagia

semua telah berlalu
aku hanya bisa menunggu...
menunggu saat tubuhku kaku..
menghadap yang mencipta aku

(karya: Aris Syaripudin 240810)